CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Tim Suzuki dan Honda di Seri I IndoPrix 2009

Modal Loyalitas

1702b.indoprix-125-axl-1.jpgMari senyum pada prestasi Suzuki dan Honda di seri perdana Indoprix 2009 (IP). Tiga pasukan Suzuki perkasa di IP 1 dan 2. Sedang Rey Ratukore (BRT Indoprat KBC) malah bikin sejarah. Sejarah pertama kali pembalap juara seri IndoPrix naik Honda Supra 125 di IP2.

Ironisnya, itu terjadi saat dukungan pabrikan masih tanda tanya. Proposal tim Suzuki tetap masih dalam penggodokan. Sementara, produsen Honda, malah belum ada sinyal untuk ngontrak tim IP. Tim Honda saat ini hanya berupa inisiatif dealer.1703b.indoprix-[felix]-bela.jpg

Jadilah BRT bagaikan Achilles. Kesatria tangguh di film Troy. Film ini diperankan Brad Pitt. Achilles gagah berani ke gelanggang perang seorang diri demi kejayaan. “Semua yang diraih bukti loyalitas. Ini perjuangan untuk Honda di balap nasional,” kata Tommy Huang, manajer BRT. Lebih lanjut soal BRT baca boks!

Pasukan Suzuki juga ibarat prajurit Troya. Gagah berani membela si ‘S’. Dengan atau tanpa Hector - panglima perang Troya – prajuritnya pantang kendur. “Demi Suzuki, tak mengurangi semangat. Tetap bertempur,” terang Christomas, boss Suzuki Denso Junior.

Support psikologis masih mereka rasakan. Paling tidak, Tommy Ernawan dan Yudi Febrianto, yang tahun lalu di divisi racing, hadir di Sentul. “Kita datang untuk memberi dukungan moral. Semoga temen-temen di tim Suzuki tetap bersemangat,” terang Tommy Ernawan, yang kini di bagian dealer development Suzuki.

Sekuat apapun loyalitas dan kecintaan prajurit Troya pada negerinya, toh akhirnya runtuh juga di tangan Yunani. Itu yang harus dikawatirkan. “Semua kekuatan dimiliki sudah dikeluarkan. Hanya bisa berusaha sekuatnya, sesuai kemampuan,” ujar Asep Hendro, juragan Suzuki U Mild IRC AHRS (SUIA).

1704b.indoprix-[thomas]-bela.jpgSUIA telah keluarkan ratusan juta dari kantongnya. Tentu dengan dana pribadi. Ini untuk kontrak pembalap dan mekanik, serta menyiapkan motor untuk bertarung pada serial 2009.

Artinya, semua tim itu memberi bukti. Bermodal kantong sendiri, perjuangan dilakukan sepenuh hati mengusung nama besar pabrikan dibela. Prestasi juga tetap stabil. Tanda mereka tidak setengah hati “Kalau ada dukungan kembali diberikan, saya yakin lebih maksimal,” tambah Felix Judianto, manager Suzuki Top 1 BRT SHC FDR Chia Felix yang mengantar Ahmad Kohar dan Owie Nurhuda selalu di rombongan depan kemarin.

Salah satu efeknya, Felix mengaku riset dengan keterbatasan. “Dulu setiap ada hal baru dicoba. Sekarang, ya, harus dibatasi. Kalau dukungan pabrikan ada, yakin akan lebih maksimal,” ujar Felix.

So, mudah-mudahan dukungan pabrikan segera turun. Saatnya loyalitas tim diganjar dukungan maksimal dari pabrikan. Toh, efek kejayaan mereka di sirkuit, dinikmati juga oleh pabrikan sebagai corong promosi nyata.

OMR SUZUKI BATAL DIGELAR

Kegamangan tim Suzuki masih menunggu kepastian kontraknya. Eh, kabar OMR Suzuki malah lebih dulu muncul. “OMR Suzuki 2009 memang ditiadakan. Ini sudah melewati berbagai pertimbangan managemen,” jelas Tommy Ernawan.

Proses pembinaan, pembibitan dan promosi yang dikenal super megah digarap Trendypromo Mandira (TM) tak akan muncul 2009. “Tapi dukungan untuk tim balap masih ada. Masih menunggu proses pengkajian managemen,” tambah Tommy.

Memang, dengan tidak dijalankannya OMR, ujung tombak promosi Suzuki di balap tinggal bertumpu pada tim balap.

Tapi, OMR yang dimaksud adalah OMR Suzuki nasional. Tidak menutup kemungkinan masih tetap ada OMR daerah yang dibuat oleh main-dealer.

Sayang sekali.

GEBRAKAN MUKA BARU

Hasil balap seri 1 IP, memberi gambaran kompetisi. Bahwa, IP tidak lagi didominasi segelintir tim. Tim baru dan pembalap baru juga memberi perlawanan ketat.

Terutama IP2. Dedi Permadi yang kini di Kephot Federal Indopart KBC, Purwokerto, meraih best time (1:58,8 menit). Selain pole position, Dedi nangkring runner-up klasemen sementara. “Senang sekali. Semoga konsisten dan membaik terus sampai seri akhir,” ujar Antonius, yang senyumnya terus diumbar karena senang.

Di IP1, penampilan H. Yudhistira (HRVRT BGM HBM IRC) juga mengesankan. Bersaing ketat di barisan depan. Hanya kurang beruntung di garis finish dan puas posisi 4 race 1. Sayang race 2 terjatuh. “Ini pengalaman pertama Yudhis di IP. Semoga ke depan akan makin bagus lagi,” terang H. Rihans, manager tim.

SELAMAT BUAT BRT!1705b.tommy-huang-axl.jpg

BRT atau Bintang Racing Motor bukan sekadar Bacot Racing Team, disingkat BRT juga. BRT layak dapat titel ‘Yang Pertama’. Iya, yang pertama merancang Honda di pasar senggol. BRT yakin dan seyakinnya, Honda sama saja dengan merek lain dipakai untuk adu kebut. Empat tahun lalu, langkah BRT mengusung Honda itu ditertawakan. Wakakak…

Kemarin, BRT yang bahu membahu dengan Indopart KBC itu, menertawakan ulang para pencibir. Fakta di seri perdana IP di Sentul, kemarin. Di sirkuit sangat besar dan panjang untuk bebek itu, jelas-jelas buat adu teknologi korekan. Dan, Honda Karisma rancang bangun BRT berubah jadi bebek tangguh.

Tidak tanggung-tanggung, juara pertama di dua race pula. Pembalapnya Rey Ratukore. Pembalap yang dianggap tak berprestasi apa-apa di IP 2008. “Sejarah harus terulang dari yang bikin sejarah. Kan selalu begitu putarannya,” kekeh Tommy Huang.

Mr. Tommy memang otak di belakang CDI, eh, Honda Karisma milik pasukan BRT Indopart KBC. Entah mimpi apa Tommy semalam sebelumnya. Bahwa, Honda racikannya menggebuk dua race sekaligus di IP2 alias kelas 125 cc. Juga memukul tim-tim besar. Ini berlangsung di turnamen paling bergengsi di tataran balap bebek Indonesia.

Hasil itu sebagai tanda, BRT konsisten akan teknologi Honda. Isyarat, loyalitas BRT teruji dengan produk berlogo sayap tunggal itu. Juga rutin menggali teknologi mutakhir pengapian lokal. Yu tahu, BRT dan Rextor aktif mengembangkan pengapian racing Indonesia. Keduanya, seperti berlomba sebagai penemu pengapian paling canggih tenan, untuk bebek.

Ah, itu urusan pengapian. Yang jelas, “Kemampuan Honda masih bisa digali. Pengembangan pengapian lokal pun, termasuk BRT masih panjang perjalanannya,” kata Tommy.

Selama ini, Honda hanya bayang-bayang dari Yamaha dan Suzuki. Sekali dua, pernah naik podium. Tapi, belum pernah podium pertama. Tahun lalu, Honda Banten geger lewat Gandhi Santana. Itu pun belum memanjat tangga juara pertama.

Nah, selamat buat BRT!




1 komentar:

Anonim mengatakan...

Kenapa omr suzuki ngk ada????

Posting Komentar