CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Indonesian Supersport Championship 2009, Sentul




Benang Merah Balap Kwek-kwek

1578supersport-boyo1.jpgSuara knalpot bebek,.. kwek..kwek, diakui jantungnya balap Indonesia. Nafas pertama pembalap Indonesia dimulai di sirkuit, ya geber bebek massal. Balap ini tempat tumpah ruahnya dukungan pabrikan, otomatis sulit dilupakan.

Toh, telah tersedia lanjutannya. Yakni arena supersport 600 cc dan GP Mono. Balap ini mulai dipompa. Juga jawaban para pencandu profesional soal kelanjutan jenjangnya. Meraka jangan khawatir hanya berhenti jadi juara bebek.1579supersport[irawan]-boyo.jpg

Itu maksud dan tujuan kejurnas bertitel Indonesia Supersport – GP Mono 2009. Event megah yang serius dan manis ini, digelar di sirkuit International Sentul, 28 Februari-1 Maret 2009. Balap kali ini bersih dari suara kwek-kwek. Lha wong dari kelas utama sampai kelas tambahannya, semua mengadu kuda besi sport.

Tapi, “Enam mantan pembalap bebek bisa bersaing di depan. Catatan waktu yang makin meningkat. Artinya, bebek tidak bisa dilepas begitu saja dengan adanya event megah sport. Buktinya, para juaranya semuanya hasil didikan bebek. Semuanya pernah merajai balap bebek tanah air,” kata M. Fadli, penggeber GSX-600, dari tim Suzuki U Mild AHRS IRC.

Memang, gaya dan adaptasi bebek ke supersport sangat beda. Feeling dan cara gebernya juga lain. “Kalau fokus untuk penjenjangan dan enggak balik ke bebek, dijamin cepat beradaptasi. Syukuri lah, Supersport, Superbike, GP Mono dan kelas pendukungnya semua sport. Ini era baru,” kata Hendriansyah, dewa pasar senggol. Hendri kembali jadi dewa supersports di seri pertama dengan Tim ASH Motor Sports Racing.

1580supersport-fadli-gt.jpgBalap motor sport yang sesungguhnya secara rutin, membuat pembalap kenal dengan aura sport. Ini menyangkut soal skill dan mental. “Mengendalikan motor yang tenaganya lebih dari 100 tenaga kuda butuh jam terbang. Nyali dan skill ditata lagi. Teknik nikung dan racing line juga beda. Kalau cuma sesekali balap ya percuma enggak ada kemajuan,” tambah Fadli.

Fadli tunjuk hasil yang diraih Hendri dan Harlan Fadhillah. “Hendri dan Harlan sudah enggak balap bebek lagi. Kemudian fokus di supersport. Hasil latihan tiap Minggu membuat Harlan bisa langsung kompetitif,” puji cah Cibinong dengan sportif seperti petarung profesional kelas tinggi. Mengakui lawan.

Soal mental apalagi. Geber motor gede dan saling timpa di tikungan tidak semudah tekuk bebek. “Sementara pembalap luar negeri sudah terbiasa dengan motor gede, seperti kita pakai bebek. Kalau ingin kejar mereka, harus biasa dengan moge 600 cc,” tambah Hendri.

Di situ peran kejurnas supersport. 5 seri kejurnas bisa jadi motivator untuk latihan rutin tiap minggu. Tiap Minggu naik motor sport, naluri dan skill otomatis berkembang. Kan, alah bisa karena biasa.

Kalaupun tidak langsung memulai di supersport, kelas lain yang pakai motor sport juga terbuka. Karena di event ini, kelas pendungkungnya semua sport. “Motor sport ada tangkinya. Bentuk dan speed lumayan. Jika terbiasa, enggak kaget,” tambah Ahmad Marta yang di Sport 250 cc 4-tak dan GP Mono.

Pendek kata, bebek sarana penggodokan. Balap inilah yang sampai ke ujung pelosok. “Saat tersaring dan memiliki dasar balap dan mental bagus, bisa kan direkrut untuk total ke supersport,” ungkap Denny Triyugo, juara bebek 2008, yang baru pertama naik 600 cc bersama Petronas Sprinta Yamaha Indonesia.

Benar tuh.

PERCEPATAN SKILL DAN PRESTASI

Mau cerita percepatan adaptasi, silakan balap dengan sport dan rutin di sirkuit permanen. “Itu yang lagi dirintis. Jadi, talenta dan skill cepat terasah,” kata Irawan Sucahyono, Ketua Bidang Olah Raga PP IMI.

Kelas tambahan di balap Sentul kemarin, semua serba sport. Ada Sport 250 cc 4-tak, 150 cc 2-tak, 150 cc 4-tak. “Ini kesempatan buat yang suka motor sport. Saya yakin, terobosan ini akan berkembang,” terang Stanley, manager Best Lap Racing Team, Jakarta yang yakin balap 250 cc 4-tak Kawak Ninja 250R akan ramai.

Tingginya animo balap motor sport sejalan dengan blueprint PP IMI. “Kita membuat rancangan. Masa depan balap untuk prestasi ya mulai dari sport. Geser ke GP Mono, lalau ke supersport. Bebek tetap berlangsung. Toh, muaranya juga sama,” tambah Irawan.

HASIL LOMBA


Supersport – Superbike
1. Hendriansyah (76) Jogja U Mild ASH Motorsport
2. Harlan Fadillah (27) Jakarta Petronas Sprinta Yamaha Indonesia
3. M. Fadli (162) Jakarta Suzuki U Mild AHRS IRC
4. Ahmad Jayadi (17) Jakarta Suzuki Jayadi Denso
5. Denny Triyugo (96) Jakarta Petronas Sprinta Yamaha Indonesia

Sport FFA 250 cc
1. Dellu Agung (36) Anjani Racing
2. Wawan Hermawan (1) BMS
3. Albertus Hatma (3) Motor City

Sport 150 cc 2-Tak
1. Tommy Patria (24) R31 SMR
2. Dendi Kadafi (19) Ninja Racing Club
3. Ali Adriansyah (14) IMI Academy

Sport 250 cc 4-Tak
1. Dellu Agung (36) Anjani Racing
2. Ahmad Marta (83) RG Paddock RT
3. Albertus Hatma (3) Motor City

Sport 150 cc 4-Tak
1. Wawan Hermawan (1) BMS
2. M. Jufri (18) BMS
3. Dendi(37) Honda CBR Indonesia

Sport Ducati
1. Gunawan Hiroshi (64) DDOCI
2. Setyawan Wijaya (8) DDOCI
3. Abdul Satar (1) DDOCI

0 komentar:

Posting Komentar