CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Catatan Don Miolo


Hukum Rimba Supersport

1659wss_2009-03-01_phillip-isla.jpgSupersport dunia atau Supersports World Championship (SWC), sepertinya gampang. Disebut motor umum yang diadu. Motor masal yang dikorek sana-sini dan diberi spare-parts racing. Tentu dipagari regulasi superketat. Dibanding GP250 yang motor prototipe, SWC lebih eces. Cepat berprestasi di situ.

Eitttt, tuggu dulu bos! Ada tiga yang dipertaruhkan di sini. Nyali, keterampilan dan fisik. Penungganyanya terpilih dari semua belahan bumi, termasuk Doni Tata dari Indonesia. Kelas ini pun masih diikuti para veteran yang diduk, disepak dari MotoGP, GP250 dan GP125 atau Superbike sendiri.

Nyali, tentu keberanian bertindak menyalip atau berspekulasi saat duel. Itu disebut nyali terukur. Teknik, jelas saja keterampilan mengendalikan moge 600 cc bisa slap-slip kendati bukan memakai racing line yang lajim. Termasuk menentukan strategi pada tikungan selanjutnya. Itu namanya berpikir lima tikungan ke depan. Olahraga catur disebut 5 langkah ke depan. Fisik, lantaran sepanjang lomba nyaris tak ada jeda ditekan dan menekan.

Amati baik-baik saat lomba. Sampai lap ke-10, urutan 1 sampai 18 masih dianggap satu rombongan. Yang di posisi 15 setengah mati merengsek ke-10 besar. “Pada kondisi begitu, nyali berbicara. Berani gak bertindak. Bukan asal berani, tapi berani terukur,” papar Hendriansyah yang mengamati siaran langsung SWC di paddock Tim ASH di Sentul. Waktu bersamaan berlangsung Indonesian Supersport & GP Mono Championship 2009 di sana.

Bayangkan, tiga motor sekaligus bersama masuk racing line. Pada jalur paling sempit atau leher botol (bottle neck) tinggal satu motor yang berhak memakai jalurnya. “Siapa yang punya nyali dan teknik, akan dapat jalur itu. Jika sepanjang lomba melakukan ini, fisik dituntut. Sebab, saat lomba otak terus bekerja menyusun strategi,” tambah Hendriansyah.

Laga Supersports Dunia, bukan bagi pembalap kacamata kuda. Tidak cukup mengalkan satu racing line. Misalnya, jalur QTT akan buyar sendirinya, jika balap selalu bergerombol. Kreasi out-in-out harus lebih rajin. Terutama out jelang tikungan dan out keluar tikungan. Lihat saja, tak satu pun pembalap yang selalu berada di titik pengereman dan belok yang sama.

Sebagian besar peserta supersport, pembalap yang mondar-mandir dari SBK dunia. Ada pula dari MotoGP. Contoh Anthony West dan Andrew Pit. Bahkan, mantan pemain GP500, Garry MaCoy ada di sana. Bagi mereka, mesin 600 cc berbasis harian, seperti mainan. Mereka biasa pegang power gambot. Kira-kira seperti pembalap supersports Indonesia, diberi bebek atau geber Kawak Ninja 250R yang mulai ramai di Indonesia.

Mengandalkan motor, bisa saja. Contoh Kenan Sofuoglu. Kenan bukan siapa-siapa di tataran kelas moge sedang itu. Pelaga dari Turki ini pernah menimba ilmu di supersport Eropa. Tapi, Honda CBR-nya ruar biasa ngacir.

Asal tau, timnya Hannspree Ten Kate Honda. Kira-kira kalau di Indonesia, seperti tim AHRS. Tim besar dan kaya. Pemiliknya punya pohon duit. Fasilitis apa saja tersedia dan jaringan teknologi luas. Lha wong, balapan ini disponsori Hannspree yang juga ikut mendukung Ten Kate.



0 komentar:

Posting Komentar